Thursday, February 24, 2011

Penalaran Deduktif


Penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar deduksi. Deduksi berasal dari kata de dan ducere yang berarti proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal. Perihal tersebut secara implisit terkandung dalam yang lebih umum. Maka deduksi merupakan proses berpikir  dari pengetahuan universal ke singular atau individual.

Penalaran Deduktif adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut. Artinya apa yang dikemukakan dalam kesimpulan sudah tersirat dalam premisnya. Jadi, proses deduksi sebenarnya tidak menghasilkan suatu konsep baru, melainkan pernyataan atau kesimpulan yang muncul sebagai konsistensi premis-premisnya.

Contoh klasik dari penalaran deduktif :

  • semua manusia pasti mati (premis mayor)
  • sokrates adalah manusia (premis minor)
  • sokrates pasti mati. (kesimpulan)

Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita pada hasil yang salah dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat.

Corak berpikir deduktif : silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme disjungtif atau silogisme alternatif, entinem, rantai deduksi.

Silogisme 
adalah suatu bentuk penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi(pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan proposisi ketiga.

Silogisme Kategorial
adalah argumen deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga proposisi kategorial, yang disusun sedemikian rupa sehingga ada tiga term yang muncul dalam rangkaian pernyataan itu.

premis umum => premis mayor (My)
premis khusus => premis minor (Mn)
kesimpulan => premis kesimpulan (K)


contoh :

My : Semua mahluk hidup adalah ciptaan Tuhan
Mn : Budi adalah mahluk hidup
K   : Budi adalah ciptaan Tuhan




Silogisme Hipotesis / Hipotesis Pengandaian
adalah semacam pola penalaran deduktif yang mengandung hipotesa. Premis mayornya mengantung pernyataan yang bersifat hipotetis.


Rumus : Jika P, maka Q


Contoh :
My : Jika hari ini hujan, maka aku tidak pergi kuliah
Mn : Hari ini tidak hujan
K   : Aku pergi kuliah




Silogisme Disjungtif / Silogisme Alternatif
adalah silogisme yang proporsi mayornya merupakan sebuah proposisi alternatif, yaitu proposisi yang mengandung kemungkinan atau pilihan. Sedangkan proposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya. Kesimpulan tergantung dari premis minornya.


Contoh :
My : Reva ada di rumah atau di kampuz
Mn : Reva ada di rumah
K   : Reva tidak di kampuz


Entinem
adalah penalaran deduksi secara langsung. Entinem berasal dari kata Enthymeme, enthymema (Yunani) yang berasal dari kata kerja enthymeisthai yang berarti ‘simpan dalam ingatan’
Silogisme muncul hanya dengan dua proposisi.







sumber :

  http://ati.staff.gunadarma.ac.id
 


No comments:

Post a Comment