Sunday, May 13, 2012

Melahirkan dengan Bantuan Alat Vakum

Anda tentu sudah pernah mendengar tentang melahirkan dengan bantuan alat vakum, atau bagi Anda yang sudah menonton film asal India "3 Idiot" tentu tahu seperti apa gambaran melahirkan dengan bantuan alat vakum. saya sendiri belum pernah melihat langsung prosesnya tapi ada keluarga saya yaitu kakak ipar saya sudah pernah merasakan melahirkan dengan bantuan alat vakum. Awalnya Kakak Ipar saya melahirkan dengan proses normal, tetapi karena tekanan darah yang terus naik dan sudah kelelahan karena bayinya tidak juga keluar, akhirnya Dokter menyarankan untuk menggunakan bantuan alat vakum. Dengan bantuan alat vakum Kakak Ipar saya tidak perlu mengedan terlalu keras karena dengan tekanan darah yang tinggi mengedan keras bisa mengakibatkan pecahnya pembuluh darah. Tadinya Kakak Ipar saya tidak mau dan lebih memilih untuk dicaesar, tapi karena kata Dokter sayang sudah sejauh ini jika harus dicaesar dan masih bisa melahirkan normal dengan bantuan alat vakum akhirnya Kakak Ipar saya setuju. Alhamdulillah keponakan saya pun lahir, laki-laki dengan berat 3300 gram dan panjang 48cm, sehat dan tidak kurang satu apapun. Walaupun ketika dilahirkan kepalanya memang agak sedikit panjang dan terlihat jelas bekas tarikan alat vakum, namun keesokan harinya sudah kembali normal. Sekarang keponakan saya sudah berusia 2 bulan dan alhamdulillah sehat walafiat.

Ketika saya mendengar kabar bahwa Kakak Ipar saya melahirkan dengan bantuan alat vakum, ada rasa khawatir karena kurangnya pengetahuan tentang hal tersebut. Karena itu saya searching tentang hal tersebut dan ingin berbagi dengan teman-teman disini agar suatu saat jika dihadapkan pada keadaan seperti Kakak Ipar saya, Anda tidak ragu untuk mengambil keputusan dan tidak perlu khawatir. Yuk kita simak penjelasan dari  dr. Mohammad Andalas tentang melahirkan dengan bantuan alat vakum berikut ini !


Umumnya proses persalinan berlangsung spontan dengan tenaga ibu, hanya sebahagian kecil dengan bantuan alat seperti alat vakum atau alat forceps. Demikian juga dengan operasi sesar yang dilakukan bila syarat persalinan pervaginam tak terpenuhi.

Alat vakum masih digunakan para dokter kebidanan dan kandungan di seluruh dunia dan hanya variasi model alat vakum saja yang berbeda antara satu Negara dengan Negara lainnya, mulai alat dengan bahan metal dan non metal. Badan POM Amerika Serikat (Food Drug and Administration) masih menganjurkan penggunaan alat ini sejak 1988 dan begitu juga para ahli kebidanan Indonesia.

Dokter biasanya akan berhenti melakukan tarikan vakum bila merasa tarikan berat dari lazimnya suatu tarikan, tarikan yang butuh waktu ekstra yaitu melebihi 30 menit. Juga bila alat vakum terlepas sampai 3 kali yang menunjukkan bayi sulit melalui jalan lahir. Secara umum komplikasi pada bayi yang ditakutkan dengan penggunaan alat vakum adalah akibat salah proses menempatkan alat di kepala bayi, arah tarikan yang tak benar dan kepiawaian sang operator yang kurang. Hanya Operator yang berpengalaman dan kompeten tahu ini. Hal inilah yang saya sampaikan di awal tadi bahwa alat vakum aman bila yang mengerjakan kompeten.

Kadang kala ada faktor lain yang menyebabkan buruk kondisi bayi pasca vakum, misal bayi yang kondisi gawat sejak dalam rahim (gawat janin), sehingga saat diputuskan sampai untuk tindakan operasi, membutuhkan waktu 30 menit dan ditakutkan waktu 30 menit tersebut mengancam bayi sangat buruk sampai kematian. Maka dokter mengambil tindakan vakum dan hal ini yang mungkin banyak terjadi, sehingga ada opini bahwa kalau bayi divakum sangat dikhawatirkan.

Indikasi dilakukan ektraksi vakum
Indikasi seorang ibu dilakukan ektraksi vakum adalah, bila ibu dengan sakit jantung, ibu dengan radang paru (pneumonia) dan penyakit asma. Selain itu, Ibu yang tertalu lelah dan tidak sanggup mengedan lagi. Sedangkan Indikasi bayi, adalah bayi dengan distress (gawat janin) dan tali pusat telah keluar jalan lahir (menumbung ), Tentu semua tindakan dilakukan bila syarat pengunaan alat terpenuhi.

Umumnya bayi yang dilahirkan dengan vakum ada tonjolan kaput buatan akibat proses tarikan alat. Kaput ini harus ada untuk mudahnya tarikan dan ini akan hilang dalam 1 kali 24 jam, umumnya dalam seminggu sudah normal kembali. Risiko komplikasi ringan berupa perdarahan bawah kulit (hematom) dan perdarahan bawah tulang kepala (sudural) sangat jarang terjadi.

Penelitian menunjukkan bahwa tingkat risiko komplikasi bayi yang dilahirkan secara spontan, alat vakum dan operasi tidak berbeda bermakna, begitu juga terhadap hal inteligensinya. Karena itu kenapa kita harus takut dilahirkan dengan bantuan vakum andaikan dilakukan dengan kaidah-kaidah yang benar dan operator yang professional?

Sekian pengalaman keluarga saya dan ilmu tentang melahirkan dengan bantuan alat vakum, semoga bermanfaat buat teman-teman. :)





sumber : http://www.ccde.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=409:amankah-bila-bayi-lahir-dengan-tarikan-vakum&catid=21:sehati&Itemid=28